Pages

Jumat, 01 April 2011

Tempat Menarik di Kota Palu

Jembatan Palu




Jembatan ini merupakan salah satu icon wisata Kota Palu. Jembatan Palu IV atau yang sering disebut Jembatan Ponulele ini diresmikan pada Mei 2006 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jembatan ini membentang di atas Teluk Talise ini berada di kelurahan Besusu dan Lere, yang menghubungkan kecamatan Palu Timur dan Palu Barat.



Jembatan ini merupakan jembatan kebanggan dan bahkan bagi masyarakat Sulawesi Tengah karena jembatan kuning ini merupakan jembatan lengkung pertama di Indonesia dan ketiga di dunia setelah Jepang dan Perancis. Bagi warga Kota Palu. dengan dibangunnya jembatan ini diharapkan akan menjadi daya tarik utama wisatawan yang akan berkunjung di Kota Palu.



Namun sayang karena tangan-tangan jahil belum lama di resmikan telah banyak kerusakan khususnya lampu yang menghiasi jambatan ini, walapun sekarang telah diperbaiki oleh instansi terkait. Saat ini di sekitar jembatan sedang dilakukan perbaikan penambahan sarana penunjang wisata jembatan di bawah jembatan, tidak hanya jembatan saja yang menjadi tujuan wisata namun beberapa objek menarik di bawahnya yang juga menjadi tujuan wisata.



Pantai Talise (Talise Beach)



Pantai Talise yang berasal dari bahasa kaili yang berarti buah ‘ketapang’, dinamakan demikian karena pantai ini dahulunya banyak ditumbuhi oleh pohon ketapang.


Pantai Talise merupakan obyek wisata bahari dengan memiliki panorama indah hamparan teluk dan pegunungan yang begitu mempesona. Selain itu, pantai ini sangat cocok untuk kegiatan olah raga, seperti: berenang, selancar angin (wind surfing), sky air, menyelam, memancing, bahkan berkuda.


Pantai Talise sebagai tempat tamasya adalah pilihan yang paling murah dan mudah bagi warga Kota Palu umumnya. Mengapa? karena selain tidak memerlukan biaya, lokasinya teramat mudah untuk dicapai yaitu ditengah kota dan akses jalan yang sudah teraspal (sekarang sekitar jalan Raden Saleh, Raja Moili dan Cut Mutia).







Keberadaanya yang dekat dengan pusat kota menjadikan pantai ini banyak dikunjungi oleh pendatang maupun masyarakat Palu sendiri. Berkunjung di siang hari agak kurang cocok, karena cuaca di Palu umumnya terik dan angin bertiup sangat kencang saat jam 12 siang lewat. Pemandangan indah di Pantai Talise saat matahari menjelang terbit. Pantai ini enak dikunjungi saat sore hari menjelang matahari terbenam dan saat sore sambil menikmati makanan kecil dan minuman berupa pisang goreng, pisang eppe, jagung, teh/kopi, sarabba. Disore dan malam hari juga dijadikan tempat rekreasi keluarga dan kaum muda-mudi.


Sumber : http://wisatakotapalu.blogspot.com/2010/11/jenbatan-palu.html#more

Cara Mengukur Menggunakan Jangka Sorong

Hi guys, kali ini saya akan mambahas mengenai jangka sorong. Pasti sudah pernah lihat kan di sekolah? Ada yang tau cara menggunakannya? Weits, kalo belum tidak perlu khawatir. Pelajari dengan cermat penjelasan berikut ini!

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pengukuran dengan menggunakan jangka sorong, yaitu:
  • Sebelum melakukan pengukuran bersihkan jangka sorong dan benda yang akan diukurnya.
  • Sebelum jangka sorong digunakan, pastikan skala nonius dapat bergeser dengan bebas.
  • Pastikan angka “0” pada kedua skala bertemu dengan tepat.
  • Sewaktu mengukur usahakan benda yang diukur sedekat mungkin dengan skala utama. Pengukuran dengan ujung gigi pengukur menghasilkan pengukuran yang kurang akurat.
  • Tempatkan jangka sorong tegak lurus dengan benda yang diukur.
  • Tekanan pengukuran jangan terlampau kuat, karena akan menyebabkan terjadinya pembengkokan pada rahang ukur maupun pada lidah pengukur kedalaman. Jika sudah pas, kencangkan baut pengunci agar rahang tidak bergeser, tetapi jangan terlalu kuat karena akan merusak ulir dari baut pengunci.
  • Dalam membaca skala nonius upayakan dilakukan setelah jangka sorong diangkat keluar dengan hati-hati dari benda ukur.
  • Untuk mencegah salah baca, miringkan skala nonius dampai hampir sejajar dengan bidang pandangan, sehingga akan memudahkan dalam melihat dan menentukan garis skala nonius yang segaris dengan skala utama.
  • Untuk mencegah karat, bersihkan jangka sorong dengan kain yang dibasahi oleh oli setelah dipakai.

Berikut adalah beberapa contoh penggunaan jangka sorong dalam pengukuran dimensi benda ukur.

Gambar 3.14 Pengukuran dengan jangka sorong bagian luar dan dalam




Gambar 3.15
Jangka sorong digunakan untuk mengukur kedalaman


Gambar-gambar berikut adalah gambar-gambar yang menunjukkan bagaimana cara mengukur benda ukur dengan menggunakan jangka sorong.


Gambar 3.16
Cara menggunakan jangka sorong dalam mengukur bagian luar benda ukur



Gambar 3.17
Posisi rahang jangka sorong terhadap benda ukur



Gambar 3.18
Cara pengukuran bagian dalam dengan menggunakan jangka sorong


Gambar 3.19
Cara pengukuran kedalaman dengan menggunakan jangka sorong


1. Cara pembacaan jangka sorong untuk satuan metris

a. cara pembacaan jangka sorong dengan nonius puluhan


Dari gambar di atas diperoleh hasil pengukuran sebesar 31,4 mm, yakni diperoleh dari:
31 + 4(0,1) = 31,4
(A) (B)


b. Cara pembacaan jangka sorong dengan nonius dua puluhan




c. Cara pembacaan jangka sorong dengan nonius lima puluhan



2. Cara pembacaan jangka sorong untuk satuan inchi
Dalam paparan ini hanya akan disajikan cara pembacaan jangka sorong untuk sauan inchi dengan tingkat ketelitian 1/128 inchi.



Dari gambar di atas diperoleh hasil pengukuran sebesar 4 1/32” yakni diperoleh dari:

4 + 6/8 + 2(1/128) = 4 + 22/128 + 2/128
4 + 24/128 = 4 1/32”

Nah, sekarang sudah mengerti kan cara menggunakannya? Mudah kan? Selamat mencoba! :D

Sumber : http://www.file.upi.edu

Kamis, 31 Maret 2011

Titrasi Asam Basa


Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa)
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.

Prinsip Titrasi Asam basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
Cara Mengetahui Titik Ekuivalen
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.
2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.
Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.
Rumus Umum Titrasi
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:
NxV asam = NxV basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa
keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)
Kalian bisa menggunakan rumus diatas bila anda menhadapi soal-soal yang melibatkan titrasi.

Sumber : http://belajarkimia.com/titrasi-asam-basa/

Cara Mudah dan Cepat Menguasai 16 Tenses!

16 tenses? Wow, banyaknya! Eits, tunggu dulu.. mau tahu cara cepat menghafalnya? Coba perhatikan rentetan kalimat pendek berikut ini! Dan coba tebak tenses apa sajakah yang dimaksud?



i do
i am doing
i have
i have been


i did
i was doing
i had
i had been


i will
i will be
i will have
i will have been


i would
i would be
i would have
i would have been



Kalian bisa mengubah kalimat-kalimat diatas menjadi lirik lagu dengan menggunakan nada lagu favorit kalian! Nah, gampang kan? Selamat mencoba! :D